Selasa, 29 April 2014

Buku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial: Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar ini merupakan bentuk revisi dari buku dengan judul yang sama yang disusun pada tahun 1999. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial aktual, buku tersebut juga dituntut untuk diperbaharui, dan diharapkan digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir di tingkat pelayanan kesehatan dasar.



Proses revisi ini dilakukan dengan mereview berbagai kepustakaan, pedoman dan modul pelatihan yang ada serta buku-buku pedoman yang diterbitkan oleh WHO, UNICEF, dan Save the Children dengan melibatkan tim beranggotakan Unit Kerja Koordinasi Perinatologi IDAI, tim penyusun buku Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir , Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah dan Manajemen Terpadu Balita Sakit serta berbagai pengelola program di Kementerian Kesehatan. Direktorat Bina Kesehatan Anak bekerja sama dengan WHO, UNICEF, Save the Children, dan GTZ Siskes menyelenggarakan proses revisi hingga pencetakannya. Buku ini dilengkapi dengan Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda dan Algoritma Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir.
Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.

Appearance (warna kulit)
0 — Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 — Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
2 — Warna kulit seluruh tubuh normal

Pulse (denyut jantung)
0 — Denyut jantung tidak ada
1 — Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 — Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menit

Grimace (respon refleks)
0 — Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 — Wajah meringis saat distimulasi
2 — Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi

Activity (tonus otot)
0 — Lemah, tidak ada gerakan
1 — Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 — Bergerak aktif dan spontan

Respiration (pernapasan)
0 — Tidak bernapas
1 — Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 — Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur


TABEL PENILAIAN APGAR SKOR

Nilai
Tanda 0 1 2
Denyut jantung(pulse) Tidak ada Lambat < 100 >100
Usaha nafas (Respisration) Tidak Ada Lambat, tidak teratur Menangis dengan keras
Tonus otot(Activity Lemah Fleksi pada Etremitas Gerakan Aktif
Kepekaan reflek (Gremace) Tidak Ada Merintih Menangis kuat
Warna (Apperence) Biru pucat Tubuh merah muda, ekstremitas biru Seluruhnya merah muda

Sumber : Saifuddin, 2002

Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan. Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik(KidsHealth,2004).

Klasifikasi Asfiksia berdasarkan apgar score :
  1. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)
  2. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)
  3. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

Senin, 28 April 2014

Berikut ini adalah salah satu kutipan dari artikel dalam Majalah ini dengan judul Tata Laksana Diabetes Melitus saat Puasa Ramadhan oleh M Adi Firmansyah, “Lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pasien diabetes yang menjalankan puasa yakni  (1) tata laksana bersifat individual;(2) pemantauan kadar teratur glukosa darah; (3) nutrisi tidak boleh berbeda dari kebutuhan nutrisi harian;(4) olahraga tidak boleh berlebihan dan (5) pasien harus tahu kapan membatalkan puasa.”
Beberapa artikel lainnya juga dapat anda dapatkan di Situs Resminya dengan file-file secara terpisah di cdk_204_Penyakit Dalam. 
Adapun, jika pembaca berkehendak mendownload majalah cdk secara utuh bisa didapat di Kompilasi cdk_204_Penyakit Dalam Komplit.pdf.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 24 April 2014

PEMBERIAN OBAT-OBATAN 

DENGAN INFUS ( DRIP)

1. DOPAMIN HIDROKLORIDA

Indikasi:

  • Untuk penanggulangan syok syndrome
  • Pre syok, severe hypotension

Kontra indikasi:

  • Pasien Dehidrasi
  • Hypotiroidism

Dosis:

  1. Dosis kecil : 1 - 5 mcg/BB/menit. Memperbaiki aliran darah ke ginjal, jantung dan otak.
  2. Dosis sedang : 5 - 10mcg/BB/menit.Meningkatkan denyut jantung dan tekan darah.
  3. Dosis berat : > 10mcg/BB/menit. Vasokonstriksi perifer dan dapat menimbulkan aritmia jantung.

Cara pemberian:


A. Memakai Mikro drip ( Buret)
Contoh: 200 mg Dopamin dilarutkan dalam 100 cc D5%

B. Memakai syringe Pump/ infus pump
Contoh: 400 mg Dopamin dilarutkan dalam 500 cc D5% dosis 5 mcg / menit BB 50 kg


2. DOBUTHAMIN HYDROKLORIDA (DOBUTHREX)

Indikasi:

  • Pengobatan syok syndrom
  • Pre syok, severe hypotension

Kontraindikasi:

  • Bukan untuk koreksi aritmia, ventikel fibrilasi
  • Hypothyroidism

Dosis

  • Dosis = 1 - 20 mcg/ BB/ menit

A. Memakai Buret (micro drip)


Contoh : Dobutrex 250 mg dalam 50 cc D5%

B. Memakai Syringe pump/ infus pump


Contoh : Dobutrex 250 mg dalam 50 cc D5% / NaCl 0,9%

3. LIDOCAIN / XYLOCARD

Indikasi :

  • VES sering atau > 6 x/mnt
  • VES yang berturut-turut
  • VES multivokal
  • Aritmia ventrikel yang mengancam

Kontra indikasi

  • AV Blok grade II & III
  • Bradicardia

Dosis Standar :

  • Dosis = 1 - 4 mg / menit
A. Memakai Burret ( micro drip) :


Contoh : 500 mg xylocard dalam 100 cc D5%


B. Memakai Syringe Pump / infus pump


Contoh: 500 mg xylocard dalam 200 cc D5%

4. ISUPREL (ISOPROTENOROL HIDROCLORIDA)

Indikasi :

  • Untuk meningkatkan curah jantung dan kerja myocard
  • Penanganan untuk henti jantung , ventricular tachicardie.

Kontra indikasi :

  • Tachiaritmia ,
  • Tachicardi yang disebabkan intoksikasi digitalis ,
  • Angina pectoris.

Dosis

  • Dosis drip : 1 - 4 mcg / mnt
A. Memakai Buret (microdrip) :

Contoh : 0,2 mg Isuprel dalam 100 cc D5%


B. Memakai Syringe Pump / infus pump


Contoh : 0,2 mg Isuprel dalam 50 cc D5%

5. ADRENALIN (EPHINEPRIN HIDROCLORIDA)

Indikasi :

  • Meningkatkan aliran darah myocard dan susunan saraf pusat saat ventilasi dan kompresi (RJP).
  • Merubah VF halus menjadi kasar

Kontra indikasi :

  • Dilatasi jantung, kerusakan organ otak, coronary insufficiency,
  • syok setelah anesthesi umum, anesthesi extremitas.

Dosis

  • Dosis drip : 1 - 4 mcg / mnt
A. Memakai Burret (mikro drip)

6. NITROGLICERIN (NITRBID)

Indikasi

  • Sangat efektif untuk mengatasi angina atau unstable angina pectoris.
  • Chest pain yang tidak hilang dengan nitrobat.

Kontra indikasi :

  • Hypotensi
  • Severe Anemia
  • Arterial Hypoxemia
  • Pericardial Tamponade.

Dosis

  • Dosis : mulai 5 mcg / mnt
A. Memakai Buret (micro drip) :

Contoh : 5 mg nitrobid dalam 100 cc D5%


B. Memakai Syringe Pump / infus pump


Contoh : 5 mg nitrobid dalam 50 cc D5%

7. SODIUM NITROPRUSIDE (NIPRIDE)

Efek kerja :

  • Vasodilatasi perifer
  • Untuk hypertensi sebagai vasodilator

Indikasi :

  • Krisis Hypertensi

Dosis

  • Dosis awal : 0,5 - 1,5 mcg / BB
A. Memakai Buret (micro drip):


Contoh : 50 mg nipride dalam 100 cc D5%

B . Memakai Syringe Pump / infus pump


Contoh : 50 mg nipride dalam 200 cc D5%


8. STREPTOKINASE (Trombolitik)

Indikasi:

  • Usia 70 tahun
  • Sakit dada khas infark/equivalent lebih dari 20 menit, tidak hilang dengan pemberian nitrat
  • Dalam 12 jam sejak mulainya sakit dada
  • ST elevasi >0.1mv pada sekurang-kurangnya 2 sandapan

Kontra Indikasi:

  • Active bleeding
  • Suspek diseksi aorta
  • Trauma kepala yang baru/adanya neoplasma intracranial
  • Diabetic hemorrhagic retinophaty
  • Kehamilan
  • Reaksi allergi sebelumnya terhadapobat trombolitik.
  • Tekanan darah >200/120 mmHg.
  • Riwayat CVD hemorhagic
  • Hati-hati pada penderita yang telah mendapat streptokinase sebelumnya.
    • Bila <1 tahun beri obat rTPA (Recombinat Tissue Plasminogen), dosis rTPA: 100mg dalam 3 jam dengan cara 10 mg bolus, 50mg diinfus dalam 1 jam lalu sisanya 40 mg diselesaikan dalam dua jam berikutnya.

Dosis

  • Dosis= 1,2 juta / jam

A. Memakai Syringe Pump / infus pump


Note: Untuk satu kali pemberian atau bisa diulang, lalu dilanjutkan dengan:
  1. Heparin bolus 5000 = 1 cc IV; kemudian
  2. Heparin 1000 / jam infus selama 5 hari

9. HEPARIN (HEPARINISASI DRIP)

Indikasi:

  • Pencegahan dan penanganan terhadap trombosis vena dan emboli arteri.
  • Pencegahan terhadap pembekuan pada arteri dan pada bedah jantung.
  • Sebagai anticoagulan pada transfusi darah.

Kontra Indikasi:

  • Penyakit perdarahan
  • Trombositopenia,
  • Hemophilia,
  • Peptic ulcer,
  • Jaundice,
  • Severe Hypertension.

Dosis

  • Dosis: 1000 U / jam
A. Memakai Syringe Pump / infus pump

Contoh: 1 cc = 5000 U Kemasan: 1 flacon = 5 cc = 25.000 U Dosis : 1000 U / jam Campuran 5 cc = 25.000 U heparin dalam 250 cc D5%

B. Memakai Buret (mikro drip) :

Campuran 25.000 U heparin dalam 100 cc D5%

10. INSULIN DRIP

Indikasi : Untuk therapy DM

Kontra indikasi : Hypoglycemia

Dosis pemberian :
                 Gula darah                RI               Infus
                 
                 145 - 220mg%         12 / jam         3 cc / jam
                 
                 220 - 430mg%         29 / jam         6 cc / jam

11. ALBUMIN

Indikasi :

  • Hypovolemia,
  • Syok,
  • Hypoproteinaemia,
  • Burn

Kontra Indikasi :

  • Cardiac Failure,
  • Chronic Anemia,
  • Renal Insufficiency
Rumus : D = Desired Albumin Level(Batas Albumin yang diinginkan = nilai albumin normal) A = Actual Albumin Level (nilai albumin hasil lab) BW = Body weight * = Normal plasma volume adalah 40 ml /BB =volume plasma ** = Untuk merubah ml menjadi 100ml. Contoh : Nilai albumin pasien dari hasil lab = 2,5 gr % Nilai albumin pasien yang diinginkan untuk naik = 3,5 gr% BB = 60 kg
Plasbumin 25 % 100 cc. Jadi perlu 2 botol

12. Na- BICARBONAT.

Indikasi: Untuk koreksi asidosis metabolik dan acid intoksikasi

Contoh : Hasil BE dalam blood gas = - 10 ; BB = 50 kg Maka Bicnat yang dibutuhkan

Note :
  • 1 cc bicnat = 1mEq
  • Untuk pemberiannya ½ di bolus dan ½ di drip
Untuk anak pemberian drip dicampur 4 : 1 ( 4 bicnat : 1 D5%)

13. KALIUM / POTASIUM

Indikasi : Untuk koreksi KCL (hypokalemia)

Normal kalium = 4,5 - 5,5 mEq an 100 cc D5% diberikan dalam 1/2 jam atau 2 jam (tergantung order dokter) Defisit = Hasil kalium dalam darah (hasil lab) Contoh : Hasil lab. Kalium pasien : 2,5 mEq BB : 10 kg

14. MAGNESIUM

Konversi : a mmol MgSO4  

Contoh : Dosis = MgSO4 33,3 mmol / 24 jam


  1. Sediaan MgSO4 20% = 1 gr / 5 cc Dosis : MgSO4 = 4 gr / 24 jam = 4 x 5 cc / 24 jam = 20 cc / 24 jam

  2. Atau Sediaan MgSO4 50% = 1 gr / 2 cc Dosis : MgSO4 = 4 gr / 24 jam = 4x2 cc / 24 jam = 8 cc / 24 jam

15. MORPHIN

Indikasi : Menghilangkan rasa sakit dalam waktu yang lama

Kontra indikasi :

  • Depresi pernafasan,
  • Penyakit obstruksi jalan nafas
  • Kkelainan fungsi hati
  • Ilieus paralitik
  • Sensitif terhadap morphin , kehamilan.

Dosis : 10 mcg / kg BB / jam


Contoh : dosis : 10 mcg morphin ; BB : 50 kg Campuran : 1 amp. = 10 mg morphin in 50 cc D5%

Indikasi :

  • Asthma
  • Bronchopneumonia
  • Bronchitis
  • Paroksimal dyspnoe dengan gagal jantung kiri

Efek samping :

  • Mual sampai muntah
  • Hipotensi
  • Tachicardia

Kontra indikasi :

  • Peptic ulcer
  • Alergi terhadap aminophilin
  • Active gastritis.
Kemasan : Aminophilin : 1 amp. = 10 cc = 250 mg Dosis : Normal 0,1 mg / kg BB / jam Maintenance 0,5 mg / kg / hari Dosis loading pada dewasa 6 mg / kg Contoh : 250 mg aminophilin in 200 cc D5%

Cara Pemberian MgS04 pada Preeklamsia dan Eklamsia


Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah kejang atau kejang berulang.
Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur.

Syarat pemberian MgSO4

  • Tersedia Ca Glukonas 10%,
  • Ada refleks patella
  • Jumlah urin minimal 0,5ml/kg BB/jam

Cara pemberian dosis awal

  • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
  • Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit
  • Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan

Cara pemberian dosis rumatan

  • Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsia)
Untuk memudahkan mengingat dan menelusuri kemungkinan – kemungkinan penyebab penurunan

kesadaran dengan istilah “ SEMENITE “ yaitu :
S : Sirkulasi
Meliputi stroke dan penyakit jantung
E : Ensefalitis
Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik / sepsis yang mungkin
melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan.
M : Metabolik
Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma hepatikum
E : Elektrolit
Misalnya diare dan muntah yang berlebihan.
N : Neoplasma
Tumor otak baik primer maupun metastasis
I : Intoksikasi
Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat menyebabkan penurunan
kesadaran
T : Trauma
Terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, dapat
pula trauma abdomen dan dada.
E : Epilepsi
Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat menyebabkan penurunan
kesadaran.

The major causes of unconsciousness: FISH SHAPED

Faint - a brief and temporary loss of consciousness
Infection - may produce a very high temperature leading to convulsions, especially in infants
Shock - caused by a failure of the circulatory system
Head injuries - concussion the brain has been badly shaken
Compression-due to a build up of pressure in the skull
Stroke - caused by an interruption of the blood supply to brain tissue resulting in oxygen deprivation
and death of tissue
Heart disease - angina caused by a narrowing of the blood vessels which supply the heart muscle.
Heart attack which occurs when the heart muscle is deprived of oxygen and death of tissue
results
Asphyxia - results in an inadequate supply of oxygen to the brain leading to unconsciousness and
eventual death
Poisons - any substance that if taken into the body in sufficient quantity is capable of destroying life.
They may be injected, inhaled, absorbed or ingested
Epilepsy - various types exist but they all involve some degree of electrical disturbance in the brain
Diabetes - caused by the bodies failure to regulate the amount of sugar in the blood stream. Two
emergencies can occur hypoglycaemia or hyperglycaemia


Tatalaksana sesuai dengan penyebab penurunan kesadaran.
Fase akut :
  • Perhatikan kebutuhan cairan dan elektrolit
  • Atasi demam dengan PCT (10 mg /KgBB perkali pemberian) atau Ibuprofen (20 mg/Kg BB per kali pemberian) 3 – 4 kali sehari
  • Atasi kejang dengan :
    • DZP (0.3 mg/kg BB per kali beri IV), (5 mg untuk BB < 10 kg, 10 mg untuk BB>10 kg per rectal)
    • Luminal : 30 mg à neonatus, 50 mg à usia 1 bln – 1 thn, 75 mg à usia > 1 thn secara IM
    • Midazolam (0.2 mg /KgBB) intra nasal


Profilaksis 
  • Fenobarbital 4-5 mg/Kg BB per hari
  • Asam valproat 15-40 mg/Kg BB per hari
  • Profilaksis intermittent dilakukan dengan memberikan diazepam dosis 0,5 mg/kg BB perhari, per oral pada saat anak menderita demam. Sebagai alternatif dapat diberikan profilaksis terus menerus dengan fenobarbital.
  • Memberikan diazepam per rektal bila terjadi kejang.
  • Pemberian fenobarbital profilaksis dilakukan atas indikasi, pemberian sebaiknya dibatasi sampai 6 – 12  bulan kejang tidak berulang lagi dan kadar fenoborbital dalam darah dipantau tiap 6 minggu – 3  bulan, juga dipantau keadaan tingkah laku dan psikologis anak.




Popular Posts

New Comments